Pacaran itu
kayak nasi baru dimasak. Awalnya aja yang hanget, lama kelamaan dingin lalu
basi. Banyak yang masih PDKT merasa bahagia dan pas pacaran bahagianya pengen
berlanjut seterusnya. Justru jika bahagia terus, malah bikin jenuh dan gak
menantang. Pasti. Terkadang dalam suatu hubungan butuh yang namanya cemburu dan
sedikit ‘kelahi’-nya. Karena dengan konflik (dalam batas yang sewajarnya),
membuat suatu hubungan semakin kuat. Beda dengan kalo pacaran isinya berantem
terus, itu bukan pertanda sayang lagi, tapi sudah bosan namun belum berani
mengungkapkan. Jadinya, ya dilampiaskan rasa kesal, dan ada saja hal kecil yang
bakal diributkan lalu pada waktu yang tepat, hubungan diakhiri atau putus~
Pacaran itu
bikin yang jatuh cinta jadi sealay-alaynya ada juga yang cuek-cuek dingin es
batu. Kalo yang alay, ya salah satu panggilan sayangnya yang bikin diare 7 hari
7 malam, misalnya Ayah-Ibu, Habibie-Ainun, atau Madu-Srikaya. Ada juga pacaran
yang cuek, antara pacaran sama enggak. Kalo ngasih perhatian cuma simple.
“Kamu udah
makan?” | “Udah.” | “Sip.” | “Y.”
“Kamu udah
makan.” | “Gak selera.” | “Makan lah nanti sakit. Askeskin kamu udah habis masa
berlakunya.” | “Njing.”
“Kehadiranmu
itu seperti matahari, menerangi hidupku.” | “Apasih garing.” | “Siapa yang ngegombalin
sama elu. Hellooooowwww, gue lagi ngomong sama tapak sepatu.” |” ……………..”
Nah disini
saya mau berbagi tentang gaya pacaran yang ada disekitar kita atau yang kita
dengar dari orang lagi kasamaran atau pacaran.
Pacaran
Sehat
Ini paling
sering kita denger dari teman-teman. Biasanya tiap ditanya ‘bagaimana gaya
pacaran’, ‘lancar grepe-grepenya sob?’, dan ‘dapat bibirnya bro?’, yang ditanya
sering beralibi pacarannya pacaran sehat kok. Pacaran sehat itu emang gimana,
apakah tiap pagi minum susu kedelai dan malamnya minum multivitamin.
Enggak-enggak. Inti dari pacaran sehat itu adalah tidak saling ‘menodai’. Gak
ada ciuman, gak pegangan tangan, palingan cuma colek ubun-ubun.
Pacaran Serius
Ini biasanya
tergolong jenis pacaran yang alay. Bahkan pacaran serius itu terjadi pada anak
remaja misalnya anak SMA. Bukannya meragukan hubungan bakal langgeng dari SMA
sampe nikah. Tapi ya coba pikir, diumur belasan tahun udah berkomitmen untuk
serius. Perjalanan hidup panjang, dan akan banyak rintangan yang menghadang
apalagi pada suatu hubungan. Kita bakal menjumpai banyak orang, dan bisa saja
dari sebagian banyak orang yang kita temui, bakal menjadi ‘pengganggu’ hubungan
yang udah lama dijalani.
Bahkan itu
jadi bahan ketawa orang lain dan bikin jijik ngeliatnya ketika udah bilang,
“Aku bakal mencintaimu seumur hidupku.”
“Aku ingin
bersamamu sampai kakek-nenek dan biarlah ajal memisahkan kita.”
Niatnya yang
pengen romantis tapi malah keliatan terlalu berlebihan dan bullshit.
Lebih baik menjalani hubungan yang biasa-biasa saja namun ada saatnya untuk
romantis, dan itu bakal lebih terasa, diingat dan kental dalam kenangan
nantinya.
Pacaran yang Nyari Asiknya Aja
Ini gaya
pacaran yang santai dan nggak mau serius. Biasanya gaya pacaran ini, hari-harinya
diisi sama kesenangan masing-masing yang dilalui bersama. Pacaran yang pengen
asik-asik terus tanpa masalah, asik kencan (nonton, karaokean, pergi makan),
asik nemenin hobi pacar, asik hantam kuduk masing-masing. Biasanya gaya pacaran
ini gak mau ada konflik. Kalo ada masalah, biasanya diselesaikan secara instan.
Kalo gak suka, yaudah pisah. Kalo gak mau nerima, berrarti gak jodoh. Gaya
pacaran ini rentan putus atau berakhir dengan cepat karena keseriusan dalam
berhubungan kurang. Ya mereka yang terlibat berpikir, hidup gak usah dibikin
ribet. Masih banyak diluar sana yang lebih baik kok.
Terserah
bagaimana gaya pacaran kalian, karena itu disesuaikan dengan kepribadian
kalian. Menjaga hubungan itu perlu, dan butuh sedikitnya keseriusan. Jika
pacaran aja udah putus seenaknya, bagaimana menjalani biduk rumah tangga.
Jangan berharap suatu hubungan ingin bahagia selamanya. Berharaplah tangisan
dan kesedihan, adalah bahan bakar untuk kebahagian agar bertahan lama. Karena
‘permasalahan kecil’, ‘cemburu’, ‘diem-dieman’, dan ‘merajuk-membujuk’ akan
bikin kita senyum-senyum sendiri ketika dikenang kembali entah itu tak bersama
lagi atau sudah tua nanti.